Semarang – Setelah menempuh perjalanan panjang dan penuh tantangan, Tim SMA Negeri 9 Semarang berhasil meraih posisi kedua dalam Lomba Literasi SDG’s Sekolah Nasional 2024 tingkat SMA/SMK/MA. Kompetisi yang diikuti oleh sekolah-sekolah unggulan dari berbagai daerah ini menguji keterampilan literasi siswa dalam mengembangkan ide-ide kreatif berdasarkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s).

Sejak Februari hingga Juni, tim SMAN 9 mengikuti serangkaian webinar yang berlangsung setiap akhir pekan. Webinar yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau ini membahas topik-topik krusial seperti bencana alam, kesehatan, dan kebersihan lingkungan. Para peserta kemudian menerapkan pengetahuan yang didapat dengan menyusun resume dan membuat rencana aksi nyata. Setiap hasil karya dan implementasi mereka diunggah ke media sosial sekolah untuk menginspirasi siswa lainnya.

Apinka Keinaya Brain, salah satu anggota tim, menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian ini. “Ini merupakan kebanggaan besar bagi kami. Setelah perjalanan yang penuh tantangan, bisa meraih juara di tingkat nasional adalah sebuah kehormatan,” ungkapnya.

Motivasi utama mereka dalam mengikuti lomba ini adalah keinginan untuk mengedukasi generasi muda mengenai pentingnya literasi, terutama literasi digital. “Saya ingin teknologi yang semakin berkembang dimanfaatkan untuk mendorong literasi di kalangan anak muda,” tambah Apinka.

Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus. Rado Dzikri Yuono Putra, anggota tim lainnya, berbagi tantangan yang mereka hadapi. “Menyeimbangkan antara lomba dan pelajaran di sekolah menjadi tantangan terbesar. Kami sering tertinggal materi pelajaran karena fokus pada persiapan lomba,” jelasnya.

Keberhasilan tim SMAN 9 tidak terlepas dari proses kreatif yang matang. Setiap ide aksi nyata yang mereka hasilkan berawal dari pemahaman mendalam selama mengikuti webinar. “Kami selalu menyimak dengan seksama setiap materi yang disampaikan, dari situlah muncul inspirasi untuk mengembangkan ide-ide baru,” ujar Rado.

Dukungan dari para pembina dan orang tua juga berperan penting dalam kesuksesan mereka. “Para pembina kami, Bu Anestia Widya Wardani dan Bu Neyama Lukitasari, serta kedua orang tua, sangat mendukung kami. Mereka memberikan semangat dan bimbingan yang luar biasa,” ungkap Diyo Febriano Arrafi.

Guru pendamping tim, Anestia Widya Wardani, menambahkan bahwa salah satu tantangan utama selama persiapan lomba adalah manajemen waktu. “Tantangan yang paling sering muncul adalah mengatur waktu antara lomba dan tugas sekolah. Untuk mengatasi hal ini, kami membuat jadwal terstruktur yang memastikan setiap sesi webinar dan aksi nyata dapat berjalan efektif tanpa mengganggu kegiatan sekolah,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya peran sekolah dan lingkungan dalam mendukung prestasi siswa di bidang literasi. “Sekolah yang menyediakan akses lengkap ke perpustakaan, buku-buku beragam, serta platform digital sangat membantu meningkatkan minat baca siswa. Guru juga berperan penting dalam mengarahkan murid agar lebih kritis dalam membaca dan berpikir analitis,” tambahnya.

Kemenangan ini tidak hanya membawa kebanggaan, tetapi juga memotivasi siswa untuk terus berkontribusi pada lingkungan sekitar. Kayla Putri Azzahra, anggota tim, menyatakan, “Lomba ini mendorong saya untuk terus melakukan kegiatan positif bagi lingkungan. Saya juga berencana menulis artikel dari aksi nyata yang kami lakukan untuk menginspirasi teman-teman lainnya.”

Dengan prestasi ini, SMA Negeri 9 Semarang membuktikan bahwa kerja keras, kreativitas, dan dedikasi terhadap literasi dan aksi nyata bisa memberikan dampak yang signifikan. Mereka berharap dapat terus berkontribusi bagi lingkungan dan memotivasi generasi muda lainnya untuk peduli pada isu-isu global.

-Tim Media, Humas SMA N 9 Semarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *