Oleh : Novita Wulandari, S.Pd. Guru SMA Negeri 9 Semarang

 

Dalam kehidupan sehari-hari matematika menjadi ilmu yang mendasari berbagai aspek kehidupan. Banyak permasalahan dalam kehidupan yang bisa diselesaikan dengan menggunakan matematika. Namun irosnisnya, masih banyak siswa yang menganggap bahwa matematika itu sulit untuk dipelajari, sehingga mereka merasa jenuh mengikuti pembelajaran matematika yang mengakibatkan rendahnya pemahaman konsep. Hal ini dikarenakan beberapa siswa belum menguasai materi prasyarat, sehingga untuk mengikuti pembelajaran mereka merasa kesulitan.

Praktik ini penting saya bagikan karena saya baru pertama kali menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) dalam pembelajaran matematika. Di sini saya berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dengan bahan ajar dan video pembelajaran, memonitor diskusi kelompok yang sedang berlangsung, dan mengevaluasi hasil diskusi kelompok kemudian menarik kesimpulan dari apa yang sudah dipelajari. Tujuan saya menggunakan model pembelajaran PJBL ini adalah untuk memberikan variasi dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh, dan memberikan gambaran pada siswa bahwa matematika itu tidak melulu tentang menghafal rumus.

Tantangan yang saya hadapi untuk mencapai tujuan tersebut berasal dari saya sendiri yang masih merasa canggung untuk menggunakan model pembelajaran baru yang tidak biasa, persiapan untuk siswa juga cukup banyak, karena siswa harus membawa alat dan bahan untuk pembuatan proyek. Selain itu, waktu yang dibutuhkan juga lebih lama untuk melangsungkan setiap syntax dari model pembelajaran PJBL

dalam satu pertemuan, mengingat cukup banyak langkah yang harus dilaksanakan. Sedangkan tantangan dari sisi siswa yaitu masih ada siswa yang belum aktif dalam berdiskusi kelompok.

Untuk melaksanakan pembelajaran ini diperlukan rancangan langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning (PJBL sebagai berikut:

LANGKAH KERJA AKTIVITAS GURU AKTIVITAS SISWA
Pertanyaan Mendasar Guru menyampaikan topik dang mengajukan pertanyaan bagaimana cara memecahkan masalah. Mengajukan pertanyaan mendasar mengenai apa yang harus dilakukan siswa terhadap topik/pemecahan masalah.
Mendesain Perencanaan Produk Guru memastikan setiap siswa dalam kelompok memilih dan mengetahui prosedur pembuatan proyek yang akan dihasilkan. Siswa berdiskusi menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan.
Menyusun Jadwal Pembuatan Guru dan siswa membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek (tahapan-tahapan dan pengumpulan). Siswa menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan memperhatikan batas waktu yang telah ditentukan bersama.
Memonitor Keaktifan Siswa dan Perkembangan Proyek Guru memantau keaktifan siswa selama melaksanakan proyek, memantau realisasi perkembangan dan membimbing jika mengalami kesulitan. Siswa melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian proyek bersama guru.
Menguji Hasil Guru berdiskusi tentang hasil proyek yang disajikan, dan membandingkan dengan hasil menggunakan aplikasi Geogebra memantau keterlibatan siswa, mengukur ketercapaian standar. Membahas kelayakan proyek yang telah dibuat dan membuat laporan hasil proyek untuk dipresentasikan.
Evaluasi Pengalaman Belajar Guru membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi hasil, selanjutnya guru dan siswa merefleksi/menarik kesimpulan. Setiap siswa memaparkan laporan, siswa lain memberikan tanggapan dan bersama guru menyimpulkan hasil proyek.

Proses pembelajaran ini melibatkan guru sebagai fasilitator, siswa kelas X-2 SMA Negeri 9 Semarang, serta kameramen untuk mendokumentasikan proses kegiatan belajar mengajar untuk nantinya bisa dilakukan evaluasi dari pembelajaran PJBL siklus pertama ini, melihat kekurangan agar bisa diperbaiki pada siklus berikutnya.

Materi yang digunakan dalam proses pembelajaran kali ini adalah Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel (SPtLDV). Guru memberikan bahan ajar kepada siswa dan link video pembelajaran dari youtube mengenai materi prasyarat dalam pembelajaran SPtLDV ini, siswa juga diperkenankan menggunakan sumber lain, bisa dari buku cetak, buku paket atau dari internet.

Setelah saya menggunakan model pembelajaran PJBL ini, siswa menjadi lebih aktif, siswa menjadi lebih berani menyampaikan pendapat, berani bertanya secara langsung ketika menemui kesulitan, diskusi kelompok menjadi lebih hidup. Hal ini karena setiap anggota mempunyai peran masing-masing dalam pembuatan proyek, sehingga untuk bisa menyelesaikan proyek tersebut harus ada interaksi dan komunikasi antar siswa, kemudian saling melakukan evaluasi dalam kelompok apakah pekerjaan yang dilakukan oleh setiap anggota sudah tepat atau belum.

Menurut saya, ini sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang diberikan, karena siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah secara mandiri dalam kelompoknya masing-masing. Hal ini mendorong siswa untuk mengembangkan pengetahuannya mencari informasi dari berbagai sumber, sehingga siswa mampu menemukan sendiri solusi dari permasalahan. Inilah yang membuat siswa lebih memahami konsep yang dipelajari karena siswa menemukan sendiri.

Faktor penentu keberhasilan model pembelajaran PJBL itu sendiri adalah kesiapan dari guru dalam menerapkan model pembelajaran di kelas, pemilihan model pembelajaran yang dipilih sudah sesuai dengan karakteristik materi, siswa dan lingkungan. Faktor utamanya adalah guru itu sendiri, jika guru siap memfasilitasi siswa, dan siswa bisa kooperatif dalam mengikuti pembelajaran, kemungkinan proses ini berhasil lebih besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *