Dalam rangka memeriahkan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan persiapan PHB Semester Genap 2020/2021 (Kelas X dan XI) dan Tru Out Kelas XII, SMA Negeri 9 mengadakan acara peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan do’a bersama persiapan PHB dan Tru Out. Acara tersebut dilaksanakan di Aula Lantai 2 SMA  Negeri 9 Semarang dan disiarkan secara daring melalui Channel Youtube Rohis SMAN 9 Semarang. Adapun susunan acaranya yaitu sambutan Plt. Kepala SMAN 9 Semarang Dra. Wiji Eny Ngudi Rahayu, M.Pd.,  sambutan ketua Rohis SMAN 9 Semarang, pembacaan ayat suci Al Qur’an, dan tausiah sekaligus do’a bersama oleh Ustadz Yusuf Hartanto.

Dalam tausiahnya Ustadz Yusuf Hartanto menyampaikan hal-hal sebagai berikut :

Isra mi’raj merupakan momen penting, karena ini merupakan perjalanan agung Nabi Muhammad SAW menuju langit ke tujuh untuk menerima perintah sholat dari Allah SWT. Isra mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab atau 621 Masehi. Dimana saat itu Nabi Muhammad SAW mengalami amul huzni (tahun kesedihan). Beliau kehilangan dua orang tercinta sekaligus, yakni Sayyidah Khadijah sang istri tercinta dan Abu Thalib sebagai paman nya.

Isra dan Mi’raj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Namun, karena dua peristiwa ini terjadi pada waktu yang bersamaan, disebutlah Isra Mi’raj. Isra merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsha di Yerussalem. Sementara, Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhamaad SAW dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha, yakni langit ke tujuh yang merupakan tempat tertinggi. Dua perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW tersebut hanya ditempuh dalam waktu satu malam.

Saat perjalanan bertemu Sang Pencipta, Nabi Muhammad SAW ditemani oleh malaikat Jibril. Rasulullah mengendarai Buraaq, yakni hewan putih panjang, berbadan besar melebihi keledai, dan bersayap. Dikisahkan, bahwa Buraaq ini sekali melangkah bisa menempuh perjalanan sejauh mata memandang dalam sekejap untuk melewati tujuh langit dan bertemu dengan para penghuni di setiap tingkatan langit.

Di langit tingkat ke- 1, Rasulullah SAW bertemu dengan manusia sekaligus wali Allah SWT pertama di muka bumi, yaitu Nabi Adam AS. Nabi Adam AS bertegur sapa dengan Rasulullah seraya membekali Rasulullah lewat doa agar selalu diberi kebaikan pada setiap urusan yang dihadapi.

Di langit tingkat ke- 2, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS. Dengan harapan, agar Rasulullah SAW mengikuti jejak mereka yang selalu sabar dan kuat dalam menghadapi segala ujian dari Allah SWT. Tak lupa Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS juga mendoakan kebaikan kepada Rasulullah SAW.

Di langit tingkat ke- 3, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yusuf AS. Dengan harapan, agar Rasulullah SAW mengikuti sifat Nabi Yusuf AS yaitu mudah bangkit dari kesusahan dan kesedihan dan selalu yakin dengan apa yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Nabi Yusuf AS juga memberikan sebagian ketampanan wajahnya kepada Rasulullah SAW seraya mendoakan kebaikan kepada beliau.

Di langit tingkat ke- 4, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Idris AS, yang merupakan manusia pertama yang mengenal berbagai macam tulisan, yang hingga sekarang kita mempelajari tulisan tersebut. Nabi Idris AS juga mendoakan kebaikan untuk Rasulullah SAW.

Di langit tingkat ke- 5, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Harun AS, yaitu nabi yang mendampingi Nabi Musa AS berdakwah mengajak Raja Firaun, orang yang menyebut dirinya Tuhan, dan kaum Bani Israil untuk beriman kepada Allah SWT. Nabi Harusn AS dikenal sebagai nabi yang pandai berbicara dan meyakinkan orang. Beliau juga tidak lupa mendoakan kebaikan untuk Rasulullah SAW.

Di langit tingkat ke- 6, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Musa AS, yaitu nabi yang memiliki jasa besar dalam membebaskan Bani Israil dari perbudakan dan menuntun mereka menuju kebenaran. Nabi Musa AS juga mendoakan kebaikan untuk Rasulullah SAW.

Di langit tingkat ke- 7, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim AS, yang merupakan sahabat Allah SWT sekaligus bapaknya para nabi. Sewaktu bertemu, Nabi Ibrahim sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Makmur, yaitu tempat yang disediakan Allah SWT kepada para malaikatnya.

Kemudian, Nabi Ibrahim AS mengajak Rasulullah SAW pergi ke Sidratul Muntaha sebelum bertemu dengan Allah SWt untuk menerima perintah wajib sholat. Sidratul Muntaha adalah sebuah pohon yang menandai akhir dari batas langit ke- 7, yakni berdaun lebar seperti telinga gajah dan buahnya yang menyerupai tempayan besar. Pada kepercayaan agama lain, Sidratul Muntaha juga diartikan sebagai pohonn kehidupan.

Di hadapan Allah SWT inilah, Rasulullah SAW mendapat perintah wajib sholat 50 waktu kepadanya dan umat-Nya. Setelah menerima perintah tersebut, Rasulullah SAW kembali ke bawah dan bertemu dengan Nabi Musa AS. Nabi Musa AS menyarankan kepada Rasulullah SAW untuk meminta keringanan kepada Allah SWT. Nabi Muhammad akhirnya diberi keringanan oleh Allah SWT untuk melaksanakan sholat lima waktu.

“Maha Suci Allah, yang telah memberi jalan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” –(QS. Al – Isra : 1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *